Selasa, 24 Februari 2015

surat dari si pejalan kaki yang lalai

teruntuk pengendara yang terhormat..

Kemarin, setibanya aku turun dari angkot dengan sangat lembut kamu memperingatiku dengan klakson andalanmu itu. Seperti yang sudah sudah kamu menyelip di sampingku tanpa permisi. tanpa mengenalmu saja aku sudah tau bahwa kamu mengalami kelelahan yang luar biasa. Entah karena pekerjaanmu yang menyita waktu atau karena memang sifatmu yang seperti itu.

Aku dengan kekagetan yang luar biasa hampir saja menyentuh body motor hitammu. Untunglah aku tidak membuat goresan di motormu. Lalu, kamu meninggalkanku masih dengan degup jantung yang tak beraturan. Padahal sebelum aku turun dari angkot, pak supir udah menepi agar tidak terjadi kemacetan. Tapi, kenapa aku masih mendengar klakson itu?

tidak bisa ku mengerti mengapa kamu menyalip di sisiku? padahal sudah sangat jelas tidak ada kemacetan dan aku pun tidak melihatmu belok ke gang tempat aku turun dari angkot.

Masih bisa ku maklumi, mungkin kamu sedang terburu-buru hingga menggunakan bahu jalan yang seharusnya untuk pejalan kaki. Lain kali, mohon jangan di ulangi lagi. Aku tau semua orang yang berada di jalan ingin cepat-cepat sampai ke tempat tujuan hanya aja mereka bisa lebih bersabar. Semoga kamu bisa belajar sabar sama mereka ya..
Dari aku,
si pejalan kaki yang lalai..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar